Kamis, 02 Januari 2014

Tahun Terpanas Hacker Indonesia - Australia (2013)

EDWARD SNOWDEN, orang-orang menyebutnya The Wisthleblower. Sang pendobrak yang membocorkan berbagai rahasia dari aksi-aksi yang dilakukan oleh negara adidaya Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara lain di dunia.

Parahnya lagi, Snowden mengungkapkan bahwa Australia melakukan penyadapan terhadap Indonesia melalui kedutaan besar Australia. Sambungan telefon Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono beserta ibu negara Ani Yudhoyono menjadi dua urutan teratas dalam daftar nama-nama seseorang yang disadap oleh Australia.  

Peristiwa itulah yang akhirnya memancing amarah warga Indonesia, dan mengundang berbagai kecaman dari berbagai kalangan. Khususnya bagi para aktivis di dunia siber, yakni para hacker, di Indonesia yang tidak tinggal diam. 

Sekelompok hacker yang menamakan dirinya Anonymous Indonesia, atau disingkat Anon Indonesia, melakukan serangan besar-besaran terkait kasus penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia.
 
Para peretas itu menyerang berbagai situs Australia, merusaknya tanpa ampun. Metode yang digunakan adalah defacement, yakni mengubah tampilan laman situs menjadi tampilan buatan hacker, dan otomatis akses tak dapat diraih oleh administrator situs. 

Tercatat tak kurang dari 300 situs dengan domain .au diserang oleh para hacker di Indonesia. Jumlah tersebut tak dilancarkan dalam sekali serang, tapi terus menerus secara berkesinambungan.
 
Hingga akhirnya sekelompok hacker yang mengaku sebagai Anonymous Australia, disingkat Anon Australia, mengunggah sebuah video di YouTube yang memberikan memorandum pada sekelompok hacker di Indonesia. 

Dalam video tersebut Anon Australia memberi peringatan pada Anon Indonesia untuk menghentikan aksi serangan yang dilakukan terhadap situs-situs di Australia. Pasalnya, yang diserang oleh hacker Anon Indonesia adalah situs-situs tak bersalah yang tak mengerti akar perkara. Situs rumah sakit, yayasan sosial, dan gereja adalah target dari serangan para hacker Anon Indonesia.
 
Dalam video memorandum itu disebutkan bahwa Anon Australia sejatinya tak menginginkan perang hacker antara Indonesia dan Australia pecah, namun jika Indonesia tak menghentikan serangan pada situs tak berdaya, Anon Australia tak segan untuk melakukan tindakan perlawanan.
 
Mendapat video tersebut, Anon Indonesia menghentikan serangannya pada situs tak bersalah seperti yayasan sosial dan gereja. Puncak dari serangan Anon Indonesia adalah defacement situs kementerian pertahanan Australia; defence.gov.au. Situs pemerintah Australia akhirnya diserang oleh hacker Indonesia.
 
Namun beberapa hari berselang, serangan balasan terjadi untuk Indonesia. Situs bandara Angkasa Pura dan situs penerbangan Garuda Indonesia diretas, datanya dicuri dan dibocorkan pada publik. Metode yang digunakan oleh peretas ini adalah leakDB, yakni pembocoran berbagai data dari data center sebuah sistem. Dan sang peretas mengaku berasal dari Australia, sekolompok hacker yang menamakan dirinya Anonymous Australia. 
 
Hacker yang mengaku Anon Australia mengungkap berbagai data penumpang Garuda Indonesia dan berbagai sistem di Bandara Angkasa Pura pada sebuah situs forum Pastebin. Meski pihak Garuda Indonesia mengonfirmasi data penumpang pesawat tetap aman. Dikatakan bahwa data yang dibocorkan adalah data center yang dikelola oleh pihak ketiga.
 
Selain mengungkap data penumpang, hacker yang mengaku Anon Australia itu juga mengungkap berbagai username dan password ribuan pengguna Facebook asal Indonesia. Lebih lagi, peretas tersebut juga mengungkap data di rumah sakit dan pendidikan Indonesia. 

Hacker yang mengaku Anon Australia itu tak hanya membocorkan data, tapi juga menantan Anon Indonesia untuk melancarkan serangan balasan bila mampu. Anon Australia mengejek Anon Indonesia yang hanya bisa melakukan deface tanpa mampu leakDB. Hacker Australia tersebut menantang hacker Indonesia untuk menjebol sistem bandara di Australia.
 
Namun tak lama setelah posting di forum Pastebin itu, sebuah video kembali diunggah oleh kelompok Anon Australia di YouTube. Hacker Australia itu mengonfirmasi bahwa peretas yang mengacak-acak situs bandara dan Garuda Indonesia itu bukan dari pihak Anon Australia. 

Ia mengatakan, ada pihak tak bertanggung jawab yang memanfaatkan kekacauan ini untuk mengadu domba Indonesia dengan Australia. Itu adalah video terakhir yang diunggah oleh Anon Australia kepada Anon Indonesia. Ini dikarenakan perang hacker kedua negara sudah berakhir. Ya, tak ada lagi serangan yang dilaporkan merusak situs di kedua negara.
 
Kendati demikian, penyelidikan kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia terus dilakukan oleh pihak pemerintah. Ya, karena itu memang tugas pemerintah. Bukan tugas seorang hacker. 

Namun seorang hacker dari kelompok Binus Hacker pernah mengungkapkan bahwa; kemampuan yang dimiliki oleh hacker di Indonesia itu luar biasa, lebih luar biasa dibanding apa yang dinilai oleh negara-negara lain terhadap Indonesia selama ini.

Bahasa Terjemahan