TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR -
Indikasi adanya kecurangan tercium dalam pelaksanaan hari pertama Ujian
Nasional (UN) tingkat SMA/SMK sederajat yang digelar Senin (14/4/2014).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun Bali(Tribunnews.com Network),
beredar kunci jawaban UN yang diyakini oleh peserta UN klop dengan jenis paket
soal UN. Kunci jawaban yang beredar, sejauh yang terpantauTribun Bali,
adalah untuk soal Bahasa Indonesia dan Biologi. Untuk diketahui, paket soal UN
bervariasi, dan ada sebanyak 20 jenis.
UN hari pertama kemarin mengujikan mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Biologi (untuk Program IPA), Bahasa Indonesia dan Geografi
(untuk Program IPS), serta Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia (untuk Program
Bahasa).
Kunci jawaban itu beredar dalam bentuk lembaran
kertas dan file gambar via handphone (HP). Bisa beredar via HP, karena ada
sekolah yang cukup longgar pengawasannya, yakni HP yang dibawa masuk kelas oleh
peserta UN ternyata tidak disita atau dikumpulkan di suatu tempat.
"Saya dapat kunci jawaban mulai tadi pagi
(kemarin pagi) sebelum UN dimulai," kata sumber Tribun Bali,
seorang siswa di sebuah SMA negeri favorit di Bali, Senin (14/4/2014) usai
mengikuti UN. Dia mendapatkan kunci jawaban ini dari temannya sesama kelas
tiga.
Awalnya, dia ragu menggunakan kunci jawaban itu.
Namun setelah dilihat dan dicocokkan, dia menjadi yakin bahwa kunci jawaban itu
benar adanya.
"Akhirnya saya pakai kunci jawaban itu, semua
jawabannya saya pakai. Teman-teman yang lain juga memakainya," jelasnya.
Siswa ini kemudian menjelaskan secara detail
bagaimana sampai dia meyakini kunci jawaban yang beredar. Di kunci jawaban
tercantum kode-kode untuk setiap paket soal. Disebutkan, ada kode (G.01), yang
berarti kunci jawaban untuk paket soal 1. Kunci jawaban yang beredar adalah
lengkap untuk 20 jenis paket soal UN, yakni kode (G.01) hingga (G.20). Kode
(G.20) berarti paket soal 20.
Untuk memastikan kecocokan kunci jawaban dengan
jenis paket soal, di masing-masing dari 20 macam kunci jawaban (baik berupa
lembaran kertas maupun file gambar di HP) dicuplikkan kutipan soal.
Misalnya, untuk kunci jawaban dengan kode (G.01)
tercantum cuplikan kalimat dalam soal nomor 1 yang berbunyi “pengembangan
tanaman pangan” dan soal nomor 2 “diantara eubacteria”.
Kemudian, untuk kunci jawaban dengan kode (G.02)
terdapat cuplikan kalimat dalam soal nomor 1 “dampak negatif radiasi
kebocoran” dan soal nomor 2 “bakteri laktubasilus casel
dapat”.
Peserta UN tinggal melihat, apakah di lembaran soal
UN yang dikerjakannya ada cuplikan soal yang cocok dengan yang tercantum di
kunci jawaban.
"Cuplikan kalimat soal di kunci jawaban
ternyata sama dengan kalimat yang ada di soal yang asli. Dari situ saya yakin
bahwa kunci jawaban yang saya pegang tidak bohong," kata sumber itu.
Selain itu, ia menilai, jawaban-jawaban yang tertera
di kunci jawaban yang beredar juga masuk akal.
"Misal, untuk satu soal tertentu, menurut saya
yang paling benar adalah jawaban A, ternyata di kunci jawaban juga A,"
terangnya.
Bawa HP
Apakah tidak dicurigai guru pengawas saat melihat
kunci jawaban, termasuk via ponsel?
"Tadi sudah tahu kalau ada juga yang masih bawa
HP ke kelas, tapi juga tidak apa-apa," kata siswa itu.
Bahkan saat siswa di kelasnya agak gaduh karena
adanya kunci jawaban itu, menurut dia, guru pengawas hanya berujar "tidak
ribut ya”tanpa si pengawas itu bergerak menertibkan kemungkinan adanya
contekan atau kecurangan.
Sementara itu, pantauan Tribun Bali di Denpasar juga
menunjukkan bahwa kelonggaran membawa HP juga terjadi di sebuah sekolah.
Sekitar pukul 12.25 Wita, seorang siswa terlihat keluar dari ruang ujian, dan
bersiap hendak pulang.
"Ya, sudah mau habis waktunya. Teman-teman juga
sebentar lagi akan selesai," ujar siswa itu kepada Tribun Bali.
Saat ditanya apakah kawan-kawannya dalam satu kelas
saling bekerja sama, ia hanya tertawa lalu berkata, "Begitulah pokoknya.
Ya.. seperti biasa yang terjadi di ujian-ujian yang lain selama ini."
Siswa lainnya yang tidak mau disebut namanya
mengaku, para pengawas tidak ada yang memberikan kunci jawaban, hanya saja
mereka tidak begitu ketat saat mengawasi.
"Sebenarnya meskipun menggunakan sistem barcode,
itu tidak menjadi masalah bagi kami. Walaupun jenis soalnya ada 20,
sesungguhnya sama saja antara satu soal dengan yang lain. Bedanya
sedikit-sedikit saja. Jadi, kami bisa bekerja sama dengan peserta di kelas
lain. Kami saling menyebar jawaban dan menerima saja semua yang dikirimkan
kawan-kawan. Nah, setelah kami memiliki beberapa jenis kunci jawaban, tinggal
mencocokkan saja mana yang kira-kira sesuai dengan soal kita," jelasnya.
"Tapi perlu diingat, kami tidak memakai kunci
jawaban itu mentah-mentah. Saya kerjakan dulu soalnya, kunci jawaban itu hanya
untuk mencocokkan saja. Siapa tahu ada soal yang saya tidak tahu atau kurang
teliti jawabnya. Sebenarnya sih tidak boleh bawa HP, tapi ya bagaimana
lagi," ucapnya.